Kontribusi Syaikh ‘Abdush Shomad Falimbani dalam Penyebaran Hadis di Indonesia Melalui Kitab Nashihah al-Muslimin

Ada hal yang menarik pada buku yang dikarang oleh salah satu ulama nusantara yang dikenal dengan nama Syaikh ‘Abdush Shamad Falimbani. Beliau termasuk kalangan yang mengajarkan tasawuf kepada para murid dan santrinya. Namun dalam buku tersebut, beliau banyak membawakan teks-teks Alquran dan hadis. Penelitian ini dibatasi pada tiga rumusan masalah, antara lain: bagaimana riwayat Syaikh ‘Abdush Shamad secara singkat, bagaimana susunan kitab Nasihah al-Muslimin, bagaimana kandungan hadis pada kitab Nasihah alMuslimin. Penelitian ini termasuk dalam ragam penelitian kualitatif. Data-data dikumpulkan dengan metode studi dokumen yang berkaitan dengan beberapa variabel penelitian. Dokumen primer berupa kitab Nasihah al-Muslimin yang ada pada peneliti, kemudian dilengkapi dokumen sekunder berupa file-file yang bisa diunduh secara gratis di internet.Analisis data dilakukan dengan mereduksi data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah.

EFEKTIVITAS UNIT KEGIATAN MAHASISWA RIJAL RISET DALAM PENINGKATAN KARYA TULIS ILMIAH (Studi Kasus Mahasiswa Prodi Hadits STDIIS Jember)

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kemahasiswaan yang meliputi penalaran dan keilmuan, minat dan kegemaran, upaya perbaikan kesejahteraan mahasiswa dan bakti sosial bagi masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, STDI Imam Syafi’i Jember ikut serta mengembangkan minat dan bakat serta potensi mahasiswa agar mampu bersaing dalam era globalisasi. Salah satu unit kegiatan mahasiswa yang dibentuk adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Rijal Riset. Penelitian terhadap UKM ini diperlukan. Alasannya karena pembuatan karya tulis ilmiah yang menjadi produk unit ini merupakan hal berat bagi mahasiswa secara umum.

Telaah Metodologi Penshahihan Ibnu Hibban Terhadap Hadis Surat Yasin ((اقْرَؤُوا عَلَى مَوتَاكُم يس))

Ketika berbicara mengenai penyahihan hadis secara mendetail, kita akan memahami adanya lima syarat yang telah disepakati para, dan ada pula syarat-syarat tambahan atau pembanding yang dikemukakan beberapa ulama. Di antara ulama yang memiliki syarat penyahihan hadis secara berbeda adalah Ibnu Hibban. Beliau memiliki persyaratan hadis sahih yang terbilang cukup unik, yang berada antara sangat ketat dan sangat longgar. Sehingga dengannya muncul friksi dalam menetapkan kesahihan beberapa hadis di kitab Shahihnya dengan ulama lain. Inilah yang menjadi pendorong penulis untuk melakukan penelitian ini. Tujuannya agar kita bisa mengetahui bagaimana metodologi Ibnu Hibban dalam menyahihkan hadis, bagaimana pandangan ulama dalam menilai metodologi beliau, dan contoh sampel hadis yang diperselisihkan.

Ta’rif Ilmu Hadis dan Beberapa Hal yang Terkait Dengannya

Pengantar Mushtolah Hadis

Ilmu Hadis saat ini keadaannya bisa dikatakan cukup asing di kalangan penuntut ilmu terlebih di kalangan awam, walaupun perlu diakui bahwasanya manfaatnya besar. Karena padanya beredar kebanyakan hukum, dan dengannya diketahui halal dan haram. Para pakar ilmu hadis memiliki istilah-istilah yang harus dipahami oleh penuntut ilmu. Maka dengan ini apabila seseorang ingin menguasai ilmu hadis, dianjurkan untuk mencurahkan perhatiannya terhadap hal ini.